Cara Mengobati Amandel Agar Tidak Membandel

radang amandel (tonsilitis) ialah suatu keadaan ketika kelenjar limfe yang ada di tenggorokan membengkak atau meradang. kelenjar limfe ini ibarat prajurit. musuhnya banyak sekali, misalnya: bakteri, virus, jamur.riset pertanda jikalau bakteri yang terbanyak ialah dari genus (golongan) streptokokus, gonokokus, diplokokus, pneumokokus, dan haemophilus influenzae. serangan bakteri haemophilus influenzae ini sungguh dahsyat dan berat, alcita-citannya ialah dapat menghasilkan amandel bernanah (tonsilitis sayat supuratif). amandel 
bakteri ini mampu dari golongan gram-positiveaerobes sertagram-negative anaerobes. beragam kelompok bakteri ini dapat berinteraksi secara sinergis, sesampai meningkatkan dan memperpanjang virulensi (mcita-cita berpribadinya infeksi). tampaknya peran bakteri anerob berperan signifikan di dalam menjadi penyebab kambuhnya tonsilitis.


untuk virus, terbanyak bercita-cital dari golongan parainfluenzadan adenovirus. sedangkan jamur, jenis kandida dan aktinomisespaling seringkali menyebabkan amendel meradang. keberanekaragaman inilah yang menyebabkan tonsilitis berpeluang untuk menjadi menahun(chronic) dan kambuh/berulang (recurrent).
potret klinis
tonsilitis umumnya menyerang anak-anak berusia 5-10 tahun, namun mampu juga menyerang orang dewcita-cita. awalnya penderita mengeluh kerongkongannya tercita-cita kering. lalu perlahan menjadi nyeri (nyeri di kerongkongan dan nyeri untuk menelan).
pada kasus amandel yang telah menahun (tonsilitis kronis), maka selain nyeri ketika menelan, nyeri di kerongkongan, juga terkadang mercita-cita ada benda asing di tenggorokan, nafas (ekspresi) berbau (halitosis). dapat disertai lemah, selera makan turun, dan sakit kepala. pada pemeriksaan fisik, dokter akan menjumpai pembesaran tonsil (amandel), detritus positif pada penekanan, arkus tonsillaris anterior-posterior berwarna merah, criple melebar. kelenjar submandibula (dapat pula) membesar/membengkak. pemeriksaan laboratorium yang diharapkan bicita-citanya ialah darah rutin.
diagnosis banding
hasil perlawanan yang hebat dari prajurit tadi, maka beberapa bakteri dapat mati. nah, bakteri yang mati, epitel amandel yang lepas, dan sel darah putih (leukosit) jenis polimorfonuklear ini membentuk disebut kotoran putih atau bercak kuning yang di dalam medis disebut detritus.
keberadaan pseudomembran (selaput semu) hasil detritus ini menyebabkan ada penyakit lain yang mirip tonsilitis sayat, mirip: tonsilitis difteri, angina plaut vincent, angina agranulositosis, dan demam skarlet. tugas dokterlah di dalam menyingkirkan diagnosis banding ini, sebelum akhirnya menegakkan diagnosis.
solusi
sebenarnya amandel alcita-citannya ialah virus berpotensi untuk sembuh sendiri. namun bila virus telah menyebar melalui pembuluh darah (viremia) dan daya tahan tubuh sedang lemah, maka sangat berpotensi menjadi lebih parah, mirip: amandel bengkak dan bertambah besar (hiperplasi tonsil), terjadi pernanahan dan luka di tenggorokan (ulserasi dan abses parafaring). hal ini berpotensi mensugesti saraf ix dan x, sesampai muncullah nyeri telan dan nyeri tekan di kerongkongan serta nyeri di pendengaran (otalgia). hasil lain mampu menurunkan selera makan, menurunnya kadar gula di dalam sirkulasi darah (hipoglikemia), tubuh menjadi lemas dan kurang tenaga. penyebaran infeksi virus ini juga berpotensi menyerang hidung. hasilnya, mukosa (selaput lendir) hidung menjadi radang, lendir bertambah, sesampai hidung menjadi tersumbat. komplikasi lain dapat menjalar ke jantung.
amandel alcita-citannya ialah bakteri dan jamur dapat diatasi dengan pemberian antimicrobialatau antibiotik yang sesuai. lozenges (tablet hisap) dan antiseptik hanya meredakan dan bukan terapi utama.
jadi, solusinya dibagi menjadi dua macam, yaitu secara konservatif dan operatif. konservatif yaitu dengan menghilangkan gejala dan pemberian obat (analgetik, antipiretik, obat kumur, antibiotik spektrum luas sesuai indikasi). ciri ciri amandel
sebelum memperlihatkan obat antibiotik, dokter akan melsayakan sistim penilaian (scoring) mcisaac. pada kasus tonsilofaringitis bakterialis, maka pilihan antibiotik yang dapat diberikan antara lain: penisilin (10 hari). bila dijumpai alergi terhadap penisilin, maka dapat diberikan amoksisilin (6 hari), sefalosporin (4-5 hari), klaritromisin (5 hari). penyakit amandel yang perlu diingat dan diperhatikan ialah antibiotik tidak perlu diberikan pada anak dengan tonsilofaringitis bila tidak didapatkan kuman atau tidak sesuai dengan kriteria klinik untuk infeksi bakteri.
pada anak-anak, terapi kasus amandel atau radang tenggorokan hasil bakteri streptokokus (streptococcal tonsillitis/pharyngitis) dengan antibiotik diikuti rekolonisasi dengan obat golongan alpha-streptococci dapat menghindari kekambuhan.
strategi konservatif ini perlu disertai dengan istirahat, diet makanan lunak, menghindari semua yang digoreng serta semampu cara mengobati amandel mungkin tidak pedas. adapun tindakan operatif yaitu dengan pengangkatan amandel (tonsilektomi).
sebelum melsayakan tonsilektomi (operasi amandel), dokter akan mempertimbangkan banyak faktor, mirip: urgensi, tingkat keparahan, usia, biaya, komplikasi, dan yang tak kalah penting ialah beragam faktor penyulit yang berpotensi menghambat atau bahkan “mengganggu operasi”. faktor penyulit ini misalnya: alcita-citannya ialah banyak sekali macam penyakit, mirip: infeksi leher bagian dalam, radang pendengaran bagian tengah (otitis media), radang rongga hidung (sinusitis parancita-cital), bahkan perlucita-citan penyakit sampai ke organ-organ ginjal, jantung, dan persendian. penyulit lainnya ialah perdarahan dan adanya pnemonia aspirasi.
bila operasi sukses tanpa komplikasi, maka penyebab amandel diperkirakan tiga hari boleh pulang. mcita-cita pemulihan penderita maksimum ialah sepuluh hari. mayoritas kasus amandel sembuh total. namun bila ada kegancita-citan (kanker), maka perlu dilsayakan biopsi (pemeriksaan patologi anatomi) untuk menentukan ganas atau jinak. dengan penatalaksanaan yang komprehensif dan paripurna, maka amandel tak lagi membandel.